Rabu, 15 November 2017

Laporan Evaluasi Tingkat Aktivitas Gunungapi Bulan Oktober 2017.


I. PENDAHULUAN


Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia. Ketiga lempeng ini bergerak terus. Proses penunjaman atau subduksi mengakibatkan pelelehan batuan kerak bumi, bagian batuan meleleh ini mempunyai berat jenis lebih kecil dengan batuan sekitarnya, bergerak mengapung menuju permukaan, dan kemudian membentuk gunungapi. Proses penunjaman dan pelelehan batuan kerak bercampur batuan mantel bagian demi bagian berjalan secara menerus mengakibatkan terjadinya erupsi secara periodik dari gunungapi.

Di Indonesia tersebar sebanyak 127 gunungapi (13% gunungapi di dunia ada di Indonesia). Gunungapi tersebut membentuk busur kepulauan yang membentang dari ujung barat sampai timur, yaitu dari pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi bagian utara, dan Kepulauan Sangir Talaud. Sebanyak 76 gunungapi dinyatakan sangat aktif ditandai pernah erupsi sejak tahun 1600 sampai sekarang disebut sebagai Gunungapi Tipe-A, tiga diantaranya berada di bawah laut (Buana Wuhu/Sangir, Hobal dan Emperor of China /Flores), hingga saat ini hanya 69 gunungapi dipantau secara menerus melalui 75 pos pengamatan gunungapi, sebagai salah satu mitigasi erupsi gunungapi. Erupsi gunungapi dapat menyebabkan bencana bagi penduduk di sekitarnya, tidak kurang dari 5 juta jiwa bermukim dan beraktivitas di sekitar gunungapi aktif, sehingga risiko terjadi bencana erupsi gunungapi sangat besar.

I. TINGKAT AKTIVITAS GUNUNGAPI OKTOBER 2017 

Dalam Bulan Oktober 2017 tercatat ada 1 (satu) gunungapi pada Level IV (AWAS), 1 (satu) gunungapi pada Level III (SIAGA), 18 gunungapi pada Level II (WASPADA) serta 49 gunungapi pada Level I (NORMAL).

G. Agung secara administratif terdapat di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, terletak pada koordinat Longitude 115.5080 dan Latitude 8.3420 , tinggi puncak 3142 meter di atas permukaan laut. Selama Oktober 2017 G. Agung mengalami peningkatan tingkat aktivitas diawali pada 14 September 2017 menjadi Level II (WASPADA), aktivitas vulkanik semakin meningkat maka pada 18 September 2017 dinaikan lagi menjadi Level III (SIAGA), gempa-gempa vulkanik masih terus meningkat sangat signifikan, maka pada 22 September 2017 pukul 20:30 WITA ditingkatkan menjadi Level IV (AWAS), dan pada 29 Oktober 2017 pukul 16:00 WITA tingkat aktivitas diturunkan menjadi LEVEL III (SIAGA).

Visual: Aktivitas gunungapi Agung selama Oktober 2017 pada umumnya cuaca cerah hingga hujan, dengan curah hujan maksimal 178.2 mm, angin lemah hingga sedang ke arah timur dan timur laut. Suhu udara berkisar antara 16 - 38°C. Kelembaban 93%. Tekanan udara 89 mmHg. Gunungapi terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama dengan ketinggian maksimum 1500 meter dari atas puncak, bertekanan lemah hingga sedang dengan warna putih hingga kelabu dan intensitas tipis hingga tebal.

Kegempaan: Selama Oktober 2017 kegempaan didominasi oleh gempa Vulkanik Dangkal (VB) dan gempa Vulkanik Dalam (VA) masing-masing terekam sebanyak 6248 dan 11207 kejadian perbulan, rincian gempa selengkapnya adalah sebagai berikut


Tingkat Aktivitas : Berdasarkan data visual dan kegempaan pada Oktober 2017 tingkat aktivitas G. Agung Level III (SIAGA) sejak 29 Oktober 2017 pukul 16:00 WITA. Selama bulan ini tidak tercatat adanya korban harta maupun jiwa. 

Rekomendasi:

Masyarakat di sekitar G. Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di dalam area kawah G. Agung dan di seluruh area di dalam radius 6 km dari Kawah Puncak G. Agung dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara-Timurlaut dan Tenggara-Selatan-Baratdaya sejauh 7,5 km. Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan G. Agung yang paling aktual/terbaru.

Sumber : Badan Geologi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar